Rouge - Prolog
Rintik hujan turun
dengan intensitas yang tidak begitu besar. Entah kenapa beberapa hari
belakangan ini hujan lebih sering turun di kota ini. Membuat udara di sekitar
sini menjadi lebih dingin dari biasanya dan para tetangga sepertinya juga
terlihat agak kesusahan untuk beraktivitas diluar rumah. Aku juga segan sekali
untuk keluar rumah apalagi kondisiku yang kekurangan seperti ini. Pasti akan
menyusahkan orang lain saja. Aku tersenyum ketika melihat kondisiku sekarang
ini. Waktu itu mungkin Tuhan sedang marah denganku sampai aku diberi cobaan
seperti ini.
Aku Jehan, laki-laki
berusia duapuluh tiga tahun yang hanya bisa mendengar di atas kursi roda karena
kebutaan dan kelumpuhan yang harus aku hadapi beberapa tahun lalu. Insiden yang
mungkin membuat airmata kalian menetes ketika aku menceritakannya sedikit demi
sedikit. Jujur saja, aku bukanlah tipikal orang yang gampang berbicara dengan
sembarang orang, apalagi perbincangan yang menyangkut masalah privasi diriku. Aku
agak risih dengan itu. Dan sebenarnya aku juga risih dengan membagikan cerita
hidupku pada kalian. Tapi tak apalah, aku anggap ini semua adalah pelajaran
yang harus aku share ke kalian agar
kalian tidak menyia-nyiakan sesuatu.
Persiapkan music yang
tenang, usahakan diri kalian agar tenang terlebih dahulu untuk membaca ini. Jangan
ada paksaan ketika membaca cerita ini. Aku sama sekali tidak keberatan kalau
tidak ada yang membaca karena yang terpenting dari cerita ini pembelajaran yang
bisa kalian ambil setelah meresapi jalan hidupku.
Selamat membaca!
Komentar
Posting Komentar